kini ia jatuh lagi
berlomba dengan sisa embun pagi
apa kabar hari ini?
tanya mentari berbasa-basi, padahal sedari tadi sudah mencuri-curi
namun ia tak peduli, ia tetap saja meluruh
tetes demi tetes bersihkan rasa yang keruh
basahi pipi tempat tangannya dulu ia taruh
ah keruh, memang begitu akhirnya rasa jadi pesuruh
disuruh sabar, harus sabar
disuruh diam, tinggal diam
disuruh tunggu, ya sudah, manggut!
bodoh.
mau saja hati dijadikan pesuruh
masih mending kau digaji seperti buruh
tiga juta seratus ribu agar kau tidak separuh-paruh
biar ketika ia jatuh lagi
setidaknya kau tidak melulu merugi
berlomba dengan sisa embun pagi
apa kabar hari ini?
tanya mentari berbasa-basi, padahal sedari tadi sudah mencuri-curi
namun ia tak peduli, ia tetap saja meluruh
tetes demi tetes bersihkan rasa yang keruh
basahi pipi tempat tangannya dulu ia taruh
ah keruh, memang begitu akhirnya rasa jadi pesuruh
disuruh sabar, harus sabar
disuruh diam, tinggal diam
disuruh tunggu, ya sudah, manggut!
bodoh.
mau saja hati dijadikan pesuruh
masih mending kau digaji seperti buruh
tiga juta seratus ribu agar kau tidak separuh-paruh
biar ketika ia jatuh lagi
setidaknya kau tidak melulu merugi