terlalu takut menutup mata dan berjalan
bilamana arahku nyatanya menyesatkan
tak perlu muluk lurus tanpa hambatan
tidak berbelok arah saja sudah syukur rasanya
lantas aku hanya menonton
bergerak dari tempatku terpaku membeku
aku membuntutinya yang berjalan
yang hebatnya tak perlu pelan
seperti ketika matanya tak terpejam
di penghujung seorang nenek menyambut
"nasibmu apik!" lalu tersenyum
akankah sama kisahnya denganku?
nanti. kalau aku berani.